Sabtu, 10 Desember 2011

-|The Lost Spirit|-

>*Lucas*<


Ghost, mereka muncul di saat yang tidak tepat.

Jduar.....!!

Aku mendengar suara tembakan yang---kuyakin berasal dari senapan Shotgun semi otomatis. Tapi, siapa yang menembakannya??
"Diatas...!!!" teriak seorang waiter berambut pendek dan temanya berambut merah maroon.
Kepalaku mendongak keatas. Dan mataku langsung disuguhi pemandangan yang tidak mengenakan dari sesosok Ghost yang menyerupai anak laki-laki botak berumur tujuh tahun yang menempel di langit-langit restoran. Bola matanya yang berwarna kuning menatap kearahku dengan tatapan membunuh. Mahluk itu melompat kearahku.

Bruakk....!!!

Aku melayangkan pukulan kearah Ghost yang berbentuk anak kecil itu dengan kaki meja yang kupatahkan tadi. Pukulanku mendarat telak di wajahnya dan membuatnya terpental kearah timur.
"Papa!!!" teriak Marry.
tangisannya menjadi-jadi. Sial...!!, aku bisa mati jika terus seperti ini. Senjataku tidak memadai untuk bertahan dari serangan gerombolan Ghost yang mulai memasuki pintu dan jendela. Dan lagi kedua wanita yang ada di depanku hanya terdiam ketakutan.

Jduar!! Jduar!!
"AMEL!!!" teriak seseorang dari depan pintu restoran.
Aku membalikan badanku. Mata kiriku melihat seorang laki-laki berkulit hitam berkepala botak berlari-lari kecil sambil menenteng sebuah shotgun kearahku. Pria yang berumur sekitar 30 tahunan itu mengenakan singlet hitam polos dan celana panjang loreng-loreng.
"Om, Om Lucious...!!" teriak wanita berambut merah maroon itu sambil melambai-lambaikan tanganya.
"Fiona!!" teriak pria botak itu.

Jduar!! Jduar!!.

Dia melontarkan dua tembakan kearah Ghost berbentuk wanita berambut panjang yang terbang kearahnya. Dan tembakannya menghancurkan kepala kedua mahluk mengerikan itu.
"Om!!, Om!!" teriak wanita yang kuketahui bernama Fiona itu. "Amel, ayo kita pergi," kata Fiona sambil menarik lengan Amel.
Marry, aku tidak bisa terus berada di disini, terlalu berbahaya. Dan lagi, Ghost yang tadi menyerangku membuktikan bahwa aku dalam bahaya.

>***<
1. Biasanya Ghost yang bertemu denganku hanya lewat tidak memperdulikanku. Tapi, kali ini beda. Entah apa yang salah.

>***<

Langkah kecil Amel dan Fiona melewatiku yang tengah berpikir diam di tempat. Lalu tangan kekarku mengangkat tubuh mungil Marry dan menaruhnya dibahuku. Tidak ada cara lain yang bisa kugunakan selain ini. Satu-satunya yang bisa kulakukan sekarang hanya mengikuti kedua wanita ini dan berharap mereka membawaku ketempat yang lebih baik.
"Cepat!!" teriak pria botak itu sambil mengulurkan tangan kanannya.

Bruakk...!!


Kami berhenti tiba-tiba saat sesuatu menerkam pria botak itu dari belakang dan membuat tubuh tangguhnya terjembab dilantai. Punggung berototnya menjadi santapan para Ghost yang lapar.
"OM.....!!!!!" teriak Fiona.

Pria malang itu tidak berdaya saat sekawanan Ghost yang berbentuk wanita berambut panjang dengan gaun compang camping menggrogoti punggungnya. Aku mengalihkan pandanganku kearah Marry lalu menutup matanya. Anak ini terlalu muda untuk melihat ini semua.

"O... O.. Om Lucious," kata Amel pelan.

Bagaimana ini?. Pintu depan di penuhi Ghost lapar yang sedang menyantap Lucious. Ah..!!. Pasti tempat ini ada pintu belakang.
"Hei!!, kau," kataku ke Amel.
Tak ada respon.
Para wanita ini terlalu sibuk dalam sebuah perasaan yang menyedihkan. Ayolah...., pasti ada alternatif lain disini. Para Ghost itu tidak memerlukan waktu lama untuk menghabiskan pria botak itu. Dan lagi, tempat kami terlalu terbuka. Di sisi kiri dan kanan, aku dapat melihat jendela dengan kaca yang bolong. Berpikir!!, ayo berpikir!!. Ah...., aku tidak bisa berpikir jika Marry terus menangis dan dengan satu mata yang tertutup.
"Akh...!!" rintihku. Aku menutup mata kananku yang diperban.
Kenapa lagi ini?. Mata kananku serasa ditusuk-tusuk. Dan, telapak tangan yang kugunakan untuk menutup mataku yang sakit basah. Cairan apa ini?.
Darah........
Tiba-tiba tubuhku melemah. Kakiku tidak kuat lagi menahan beban yang ada di bahuku. Pengelihatanku menjadi kabur.

>THE LOST SPIRIT<

Tubuh Lucas tak berdaya lagi untuk menahan tubuhnya dan Marry.

Brukk...!!

Dia terduduk dilantai. Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, perlahan Lucas menurunka Marry dari bahunya. Tangan kirinya memegang pipi anak adopsinya itu. Lalu bibir manisnya menyunggingkan senyuman hangat sebelum kesadarannya hilang.

WUIEAKK......!!!

Tiba-tiba Lucas berteriak pilu. Seluruh tubuhnya menegang. Urat-urat lehernya menegang. Amel dan Fiona menoleh kearah Lucas. Mereka berdua menutup telinga. Teriakan itu begitu nyaring, Marry yang berada didepan Lucas ikut menutup telinganya sambil terus menangis.

Sekawanan Ghost yang tadi sibuk berkutat pada tubuh Lucious kini melihat kearah Lucas dengan tatapan sedih. Para kawanan Ghost itu pergi dengan terburu-buru. Meninggalkan bercak darah dimana-mana.

Brakk!!!

Teriakan Lucas berhenti dan tubuhnya terhempas ke lantai. Darah segar mengalir di balik perban yang membalut mata kanannya.
=>T.B.C

Sumber: http://m.facebook.com/note.php?note_id=247149158678732&refid=22
Thanks to:   Yogi Pratama Scot Kenedy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar